4 Tempat Wisata Legendaris di Jepara yang Kamu Harus Tahu

Jepara, sebuah kabupaten yang terletak ujung utara Provinsi Jawa Tengah. Secara astronomis, Kabupaten Jepara berada pada 5°43`20,67” sampai 6°47` 25,83” Lintang Selatan dan 110°9`48,02” sampai 110°58` 37,40” Bujur Timur. Sedangkan secara administratif, Jepara terdiri dari 16 kecamatan, 184 desa, dan 11 kelurahan. 

Dengan wilayah seluas 1004,132 Kilometer persegi, Kabupaten Jepara berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah Barat dan Utara, dengan Kabupaten Demak di sebelah Selatan, serta berbatasan dengan Kabupaten Kudus dan Pati di sebelah Timur. Dengan daerah seluas itu, serta wilayahnya yang terdiri dari berbagai kenampakan alam, seperti pantai, gunung, lembah, bukit, dan sungai, tidak heran jika Jepara kaya akan tempat eksotis yang layak dijadikan sebagai objek wisata.

Di antara tempat-tempat wisata tersebut tidak jarang memiliki kisah, sejarah, serta legenda tersendiri di dalamnya. Entah itu asal muasal penamaan tempat tersebut, cerita rakyat yang berkembang di masyarakat, sampai mitos yang hingga kini masih dipercaya oleh penduduk setempat.

Mengingat semakin sedikit masyarakat yang mengetahui mengenai kisah dan legenda di balik tempat-tempat wisata di Jepara, maka di sini saya akan berusaha sedikit mengulasnya dalam sebuah tulisan berjudul 4 Tempat Wisata Legendaris di Jepara yang Kamu Harus Tahu.

1. Masjid dan Makan Mantingan

Legenda Masjid dan Makam Mantingan
Masjid Mantingan, tampak depan. Photo credit: id.wikipedia.org

Tempat wisata legendaris sekaligus bersejarah di Jepara yang pertama adalah Masjid dan Makam Mantingan. Masjid Mantingan merupakan masjid kedua setelah Masjid Agung Demak yang dijadikan sebagai pusat penyebaran agama Islam di pesisir utara pulau Jawa. Di sana juga terdapat kompleks pemakaman yang akrab disebut dengan Makam Mantingan.

Masjid ini berada 5 KM ke arah selatan dari pusat kota. Tepatnya di Desa Mantingan Kecamatan Tahunan. Dengan menggunakan angkutan umum maupun kendaraan pribadi, objek wisata ini dapat diakses hanya dalam hitungan menit.

Selain menjadi tempat peribadatan umat Islam sebagaimana masjid pada umumnya, Masjid Mantingan juga merupakan saksi sejarah penyebaran Islam di pulau Jawa, di Jepara khususnya. Di dalamnya tersimpan peninggalan sejarah Islam pada masa lampau yang menjadikannya salah satu aset sejarah yang harus kita jaga dan lesarikan.

Sejarah dan Legenda Masjid Mantingan

Sejarah dan Legenda Masjid dan Makam Mantingan
Relief di Masjid Mantingan. Konon, ukiran kuno tersebut merupakan karya dari Patih Sungging Badar Duwung, pembantu Sultan Hadlirin, yang terkenal dengan kemahiran memahatnya pada masa itu.
Photo credit: bujangmasjid.blogspot.co.id

Majid Mantingan dibangun pada tahun 1481 tahun Saka, atau setara dengan tahun 1559 Masehi. Angka ini diperoleh dari petunjuk condro sengkolo yang terukir di mikhrab masjid yang bebunyi "RUPO BRAHMANA WANASARI".

Masjid ini didirikan oleh sultan Hadirin, yakni suami dari Ratu Kalinyamat. Mengenai asal usul dan nama asli Sultan Hadirin, terdapat beberapa versi. Ada yang menyebutkan berasal dari Tiongkok dengan nama Win-tang, ada pula yang mengatakan dari Aceh dan bernama Thoyib. Yang jelas, ia bukanlah penduduk asli Jawa.

Alkisah, Win-tang pergi ke pulau Jawa dan mendirikan Desa yang diberi nama Kalinyamat (Sekarang menjadi wilyah Kecamatan kalinyamatan), itulah mengapa ia dikenal dengan nama Pangeran Kalinyamat. Setelah menikahi Retna kencana putri bupati Jepara (yang kemudian dikenal dengan Ratu Kalinyamat), Pangeran Kalinyamat menjadi anggota keluarga Kerajaan Demak dan memperoleh gelar Pangeran Hadiri.

Menurut cerita, Pangeran Kalinyamat tewas di tangan anak buah Arya Penangsang dalam perjalanannya dari Kudus ke Jepara bersama sang istri. Ratu Kalinyamat melanjutkan perjalanan dengan membawa jenazah suaminya hingga sampaidi Mantingan dan menyemayamkannya di sana. Yakni masih satu kompleks dengan Masjid Mantingan. Di pemakaman tersebut juga Ratu Kalinyamat disemayamkan.

Setiap tanggal 17 Robiul Awal, tepat satu hari sebelum Hari Jadi Jepara, setiap satu tahun sekali diadakan upacara Buka Luwur. Upacara ini diadakan untuk memperingati Haul atau hari wafatnya Sultan Hadiri.

Oleh penduduk sekitar Makam Mantingan dianggap kramat. Terdapat beberapa tuah yang hingga kini masih dipercaya oleh masyarakat. Di antaranya:
  1. Makam Matingan dianggap sebagai "Pintu Gerbang" Kota Jepara. Layaknya seorang anak yang harus berpamitan kepada orang tuanya, masyarakat Jepara juga "berpamitan" atau nyekar ke Makam Mantingan terlebih dahulu sebelum bepergian atau berwisata secara rombongan. Seperti saat akan berwisata atau ziarah ke luar Jepara, biasanya masyarakat akan nyekar dan membaca tahlil di Makam Mantingan. Hal ini dilakukan untuk menolak balak, atau menghindari mala petaka yang akan terjadi di perjalanan nanti.
  2. Di sekitar makam tumbuh pohon pace atau mengkudu. Bagi pasangan suami istri yang sudah lama menikah, namun masih belum dikaruniai putra, dianjurkan untuk sering berziarah ke Makam Mantingan dan mengambil buah yang jatuh untuk dimakan berdua. Dengan izin Allah, apa yang menjadi harapannya akan terkabul.
  3. Di cungkup Makam Mantingan terdapat air keramat yang biasa disebut dengan air Mantingan. Konon air tersebut berkhasiat untuk menguji kejujuran seseorang dan membuktikan mana hal yang benar dan yang salah. Air ini juga dipercaya dapat digunakan saat sedang terjadi sengketa, yakni dengan cara diberi doa lalu diminum.

Itulah kearifan lokal. Silakan mempercayai bagi yang percaya, dan tidak perlu memaksa orang lain untuk percaya.

2. Wisata Air Terjun Kedung Ombo

Legenda Air Terjun Kedung Ombo Jepara
Pesona Air Terjun Kedung Ombo Jepara, Jawa Tengah. Cr: Youtube/Aries28
Sudah bukan rahasia lagi bahwa Jepara merupakan kota yang mempunyai beragam tempat wisata yang menarik, terutama wisata alamnya. Salah satunya adalah tempat wisata air terjun Kedung Ombo. Selain bentangan alamnya yang masih asri, air terjun kedung ombo juga terkenal legendaris dengan kearifan lokal yang masih dipercaya oleh masyarakat setempat hingga saat ini.

Pesona Kedung Ombo dan Mistery di Baliknya 

Air terjun Kedung Ombo ini terletak sekitar 30 KM dari pusat kota Jepara. Tepatnya di Desa Papasan, Kecamatan Bangsri. 

Yang membuat air terjun Kedung Ombo berbeda dengan wisata serupa yang lainnya adalah selain airnya yang jernih, tebing dan bebatuan di sana terbentuk dari tumpukan batu berbentuk persegi yang tertata rapi layaknya buatan manusia. Padahal, tidak ada campur tangan manusia dalam pembentukannya.

Untuk menuju lokasi air terjun, pengunjung terlebih dahulu harus melewati jalur trekking sejauh 2 Km. Jarak 2 Km ini tidak akan terasa karena sepanjang perjalanan pengunjung akan disuguhi dengan bentangan keindahan alam,  mulai dari sungai dengan bebatuan alam dengan udaranya yang masih bersih, hingga hamparan sawah serta hutan.

Legenda Air Terjun Kedung Ombo

Legenda Air Terjun Kedung Ombo Jepara
Nampak Air Terjun Kedung Ombo dari dekat dengan tumpukan batu alamainya. Cr: lpmbursa.com
Berbeda dengan tempat yang lainnya, legenda atau mitos tempat wisata ini tidak terletak pada objek wisatanya, melainkan pada akses jalan menuju air terjun tersebut. Tepatnya pada jarak 200 meter setelah batas akhir rumah penduduk. Konon, jalanan tersebut tidak boleh dilewati oleh pengantin yang usia pernikahannya belum genap 40 hari. Atau oleh penduduk setempat dikenal dengan istilah "selapan".

Dipercaya, bahwa apabila pantangan tersebut dilanggar, maka orang tersebut akan gila atau kehilangan kesadarannya. Bahkan ia tidak bisa mengenali pasangannya, sehingga mengakibatkan rumah tangganya menjadi berantakan.

Menurut cerita, di daerah tersebut tinggal seseorang yang sakti dan menguasai ilmu perdukunan. Rasono namanya. Meskipun sakti dan berilmu tinggi, ia terkenal jahat. 

Ia mengakui bahwa tanah tersebut adalah kawasannya, dan tidak rela jika ada orang lain yang memilikinya. Bahkan saat dia harus pergi dari daerah tersebut, dia tidak menginginkan ada orang lain yang melintasi jalan tersebut. 

Alhasil, oleh Rasono dikutuklah daerah tersebut. Barang siapa yang berada di wilayah tanah miliknya tersebut, dan orang tersebut baru saja melangsungkan pernikahan, maka pernikahan tersebut akan hancur berantakan. Hingga kini mitos tersebut masih dipercaya oleh penduduk setempat. 

3. Air Terjun Jurang Nganten

Legenda wisata jurang nganten
Salah seorang wisatawan sedang menikmati sejuknya air terjun Jurang Nganten. Cr: reresepan.com

Objek wisata Jepara yang legendaris selanjutnya adalah Air Terjun Jurang Nganten. Tempat wisata alam yang indah ini terdapat di Desa Tanjung Kecamatan Pakis Aji. Objek wisata satu ini merupakan salah satu destinasi yang sangat cocok untuk dikunjungi saat kalian singgah di Jepara. Keindahan alam dan wisata airnya dijamin membuat siapa saja yang datang akan ketagihan. :)

Legenda di Balik Indahnya Air Tejun Jurang Nganten

Legenda wisata jurang nganten
Indahnya tempat wisata air terjun Jurang Nganten. Cr: Nasirullahsitam.com

Di balik indahnya Air Terjun Jurang Nganten, terdapat legenda yang kiranya belum diketahui banyak orang. Yang kemudian menjadi asal muasal dari nama air terjun ini. 

Alkisah, ada sepasang kekasih yang melangsungkan pernikahan. Namun, pernikahan tersebut tidak mendapat restu dari orang tua sang mempelai wanita.

Meski tidak mendapatkan restu dari orang tuanya, kedua kekasih tersebut tetap melangsungkan pernikahan tersebut. Mereka pun pergi dengan mengendarai pedati yang ditarik oleh kerbau dengan menyusuri sebuah sungai.Tanpa mereka sadari ternyata sungai tersebut mengarah ke sebuah jurang yang kemudian menjerumuskan mereka. 

Konon, setelah terjerumus ke dasar jurang, kereta beserta isisnya berubah wujud menjadi benda yang oleh penduduk setempat dipercaya masih ada sampai sekarang. Di antaranya:

  • Kereta beserta kerbau yang ditunggangi sepasang pengantin tersebut berubah menjadi batu besar yang dapat kita jumpai di kompleks air terjun.
  • Cambuk atau cemeti yang digunakan untuk memacu kerbau berubah menjadi ular ghaib.
  • sedangkan kedua mempelai itu sendiri berubah menjadi kelanceng putih.

Itulah mengapa air terjun ini dinamakan dengan Jurang Nanten. Kata Jurang dalam Bahasa Indonesia diartikan dengan Jurang/ Tebing yang tinggi. Sedangkan Nganten berarti pengantin.Jadi, yang dimaksud dengan Jurang Nganten adalah jurang tempay pengantin tersebut terjerumus.

Terlepas dari legenda asal-muasal nama Jurang Nganten, Air terjun ini merupakan tempat wisata yang recommended banget untuk dikunjungi. Salah satu tempat wisata Jepara ini cocok sekali untuk tujuan wisata baik itu bersama keluarga, teman, maupun pasangan. Suasana alamnya yang masih asri dan sejuknya air yang mengalir akan membuat siapapun yang datang ke sini ketagihan. :)

4. Air Terjun Songgo Langit

Legenda wisata air terjun Songgo Langit
Panorama Wisata AIr Terjun Songgo Langit. Cr: Piknikasik.com

Tidak salah apabila ada yang menjuluki Jepara sebagai surganya wisata air tejun. Pasalnya, di sini banyak pilihan tempat yang bisa dituju jika kalian penggemar tempat wisata air ini.

Setelah tadi ada Air Terjun Kedung Ombo dan Air Terjun Jurang Nganten, ada satu lagi tempat wisata air terjun yang tidak kalah keren. Ya, Tempat wisata Air Terjun Songgo Langit.

Air Terjun Songgo Langit terletak di Dukuh Ngelencer, Desa Bucu, Kecamatan Kembang, Jepara, Jawa Tengah. Untuk menuju tempat wisata ini dibutuhkan waktu sekitar satu jam dari pusat kota. Akses menuju air terjun ini cukup mudah, karena didukung dengan infrastruktur jalan dan penunjuk arah yang memadai. Selain tujuan wisatanya yang indah, pemandangan ke arah objek wisata tersebut juga tidak kalah indah. Hamparan sawah dan pepohonan akan sangat sayang jika dilewatkan.

Air Terjun Songgo Langit mengalir di antara Desa Tunahan dan Desa Bucu. Untuk nama Songgo Langit sendiri diambil dari bahasa Jawa "Songgo" yang berarti menyangga, dan "Langit " yang berarti langit. Nama tersebut sesuai dengan kenampakan alam air terjun ini yang tingginya mencapai 80 meter dan lebar 2 m, sehingga saat kita menengadah ke atas, langit akan terlihat sangat dekat, dan seolah-olah air terjun tersebut menyangga langit. Itulah mengapa tempat wisata ini disebut Songgo Langit.

Legenda di Balik Indahnya Air Terjun Songgo Langit

Legenda wisata air terjun Songgo Langit
Air terjun Songgo LAngit tampak darjauh. cr: Jepara-kota-ukir.blogspot.com

Dikisahkan, hiduplah sepasang pengantin yang berasal dari Desa Tunahan dan Desa Bucu. Di suatu fajar, seorang istri sedang menyiapkan sarapan untuk suaminya. Karena kurang berhati-hati, mengakibatkan alat masak yang digunakannya saling berbenturan dan menghasilkan suara gaduh. Ibu si istri pun menegurnya, "jangan gaduh, nanti suamimu terbangun."

Tak disangka ternyata suaminya memang telah terbangun, dan mengira sang ibu mertua mengatakan "kerja kok gaduh, emangnya itu barang-barang punya suamimu?"

Pada waktu itu memeang sewajarnya seorang laki-laki apabila pergi melamar seorang gadis harus membawa perabotan rumah tangga seperti piring, gelas, dan lain sebagainya. Dan karena kesalah pahaman tersebut sang suami merasa tersinggung.

Kemudian, pada suatu malam, sang suami mengajak si istri untuk pindah ke tempat asal suami. Mereka menempuh perjalanan dengan mengendarai sebuah pedati yang ditarik oleh sapi. Karena jalanan gelap, pedati yang mereka naiki ternyata mengarah ke arah yang salah dan masuk ke jurang yang sangat dalam. Konon jurang tersebut adalah air terjun Songgo Langit. Sedangkan kedua pasang pengantin tersebut hilang dan tidak diketahui keberadaanya. Namun, penduduk setempat percaya bahwa sepasang suami istri tersebut menjaga dan menjadi penunggu kawasan tersebut.

Hingga kini legenda tersebut masih dipercaya oleh penduduk setempat. Bahkan beredar kepercayaan bahwa merupakan sebuah pantangan apabila ada penduduk dari Desa Tunahan dan Bucu yang ingin menjalin hubungan sebagai suami istri. Dikhawatirkan rumahtangga yang akan mereka jalin akan mengalami kemelut.

Selain legenda tentang sepasang suami istri tersebut, penduduk setemoat percaya bahwa air yang mengalir dari air terjun tersebut berkhasiat menjadikan awet muda bagi para pengunjung yang mencuci muka maupun mandi. Namun, pengunjun tidak diperkenankan mandi di bawah air terjun langsung, karena di bawahnya terdapat palung yang dalamnya mencapai 8 meteran.

Demikian 4 objek wisata legendaris yang ada di Jepara yang perlu kalian tahu dan wajib untuk dikunjengi selama di Jepara Jawa Tengah. Semoga bermanfaat :)

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog Legenda pariwisata Jawa Tengah 2017 yang diselenggarakan oleh Dinas Kependudukan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah


Tag : ARTIKEL, Lomba
2 Komentar untuk "4 Tempat Wisata Legendaris di Jepara yang Kamu Harus Tahu"

Yang nomor 3 keren jugaak. Yuk kapan kita kesana? #ngajaksiapa

Semangat ikut lomba lain lagi mbaak :)

Iya mb.. hayuk, sekalian main ke rumahe mb Anik :)

Makasih semangatnya xoxo

Back To Top